AKU HANYA INSAN BIASA

Monday, December 27, 2010

Ketika Mana Kita Menjadi Hebat

Ada orang yang mendabit dada mengatakan dia seorang yang hebat, ada juga yang secara indirect menggambarkan dirinya seorang yang hebat bahkan ada yang merendahkan dirinya supaya nampak hebat dan dihormati. Semua itu menurut Imam Al Ghazali adalah perangkap-perangkap syaithan yang akhirnya akan merosakkan amal kita.

Kehebatan kita apabila seluruh jiwa kita meyakini apa yang Allah janjikan; ganjaran syurga dan keredhaannya atau neraka beserta kemurkaannya.

5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. 6. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. 7. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. 8. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. 9. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (Al Insan: 5-9)


Merekalah manusia hebat; Mereka hanya mengharapkan keselamatan ketika azab-azab Allah merata-rata, lalu mereka beramal tanpa mengharapkan balasan atau ucapan terima kasih.

Inilah jiwa yang diruntun keimanan. Hatinya tertambat dengan kehidupan kekal abadi di Akhirat dan terlepas dari ikatan bumi berserta kehidupan yang sementara. Keimanan menjadikan jiwa mereka besar dan melahirkan satu keperibadian yang hebat dan ajaib. Ketika kepayahan mewarnai kehidupan mereka lalu bersabar dengan penuh kepasrahan, ketika kegembiraan menyelimuti jiwa mereka tersungkur sujud sambil kalimah kesyukuran.

Keimanan menjadikan mereka insan hebat hingga mereka mampu bersabar dalam kepayahan, bersyukur dalam kesenangan. Ketika ukhuwah dalam kekeruhan mereka mampu berlapang dada dan memaafkan. Ketika jiwa dilempari fitnah dan cemuhan mereka lalu menggugurkan buah-buah keimanan yang harum dan manis beserta bunga-bunga harapan. Ketika pujian menghujani hati, mereka tidak larut dan kehilangan diri. Mereka tidak silau memandang pangkat dan kekayaan dunia atau terpedaya dengan pujukan nafsu yang nista tercela. Semakin tinggi mereka disisi Allah SWT semakin rendah jiwa mereka memandang kehidupan.




Helaan nafas mereka adalah taubat dan kesyukuran manakala langkah mereka adalah jihad dan dakwah. Rehat mereka adalah tafakkur dan zikir, malam mereka adalah munajat dan qiam. Mereka tidak tunduk pada kebathilan atau tersungkur hina di depan sebarang kekuasaan saduran. Tidak ada'ism' hidup lain yang mampu menjadikan jiwa mereka corrupt atau sesat di pertengahan jalan.

Merekalah insan hebat dengan kata-kata lembut yang penuh kerendahan tetapi menggoncang jiwa pendokong kebathilan. Ketika keramaian, mata tertumpu pada mereka lalu jiwa manusia menumpang ketenangan darinya.

No comments:

Post a Comment