1. Marilah kita merasai hakikat kesemantaraan hidup ini. Dunia hanyalah persinggahan sementara, segala apa yang kita banggakan sekarang bakal kita tinggalkan untuk selama-lamanya. Segala kekayaan yang kita miliki, pangkat dan kuasa bahkan keluarga yang kita kasihi...semuanya akan kita tinggalkan.
Sampai saatnya, tubuh kita akan dimandikan dan dikapankan. Kita akan disemadikan ditempat yang sunyi sepi. Ibu kita akan melangkah pulang dengan linangan airmatanya, ayah kita akan pulang dengan menungannya yang panjang. Begitu juga sanak saudara dan teman-teman akan melangkah pulang sambil seribu kenangan mereka bersama kita bermain difikiran mereka. kita akan bersendirian ditempat yang sunyi sepi. Tempat yang digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai taman daripada taman-taman syurga atau lubang daripada lubang apa neraka.
Saat dimana kita akan terasa begitu kerdil dan tak berdaya. Saat dimana segala keangkuhan kita akan terlebur. Saat dimana tiada lagi kesombongan dan keangkuhan yang mampu bertahan dijiwa kita lalu meninggalkan kita bersama segala kelemahan dan keinsafan. Saat dimana kita benar-benar berhajat agar dikurniakan kita kehidupan biarlah satu hari sahaja, kita akan benar-benar mensyukurinya kalau peluang itu diberikan kepada kita.
Sehari untuk kita bertaubat kepada Allah SWT, sehari untuk kita memohon maaf kepada ibu dan ayah kita yang sering kita lukakan hati dan perasaan mereka, sehari untuk kita memohon maaf dan halal kepada sesiapa sahaja yang pernah kita kenal dan pernah kita zalimi, sehari untuk kita pulangkan segala harta kotor yang kita kumpulkan dengan cara yang tidak halal. Ya hanya sehari sahaja, kita tidak akan meminta lebih dari itu. Dan saat itu kita pun yakin bahawa permintaan kita tidak akan dipenuhi.
2. Marilah kita meyakini bahawa kita pastikan pulang kepada Allah SWT. Hari dimana kita akan berkumpul di Mahsyarnya, hari dimana segala amal kita akan ditimbang dengan neraca timbanganNya dan diukur dengan nilaiNya. Ya nilai Allah swt, bukan nilai masyarakat, bukan nilai kemajuan dan kemodenan bukan juga nilai kawan dan taulan yang kita jadikan nilai kita selama hidup kita di dunia.
Kita penuhi segala tuntutan masyarakat hingga kita melupakan tuntutan Allah SWT, kita mengejar kemajuan dan kemodenan hingga kita meninggalkan segala ajaran RasulNya dan kita sanggup melakukan apa saja demi kawan dan taulan. Ya, nilai Allah swt bukan nilai-nilai lain. Saat itulah kita tidak mampu mendongak kepala kita untuk melihat kedepan.
"12. Dan, (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami Telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin."13. Dan kalau kami menghendaki niscaya kami akan berikan kepada tiap- tiap jiwa petunjuk, akan tetapi Telah tetaplah perkataan dari padaKu: "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.".
Ya, alangkah ngerinya sekiranya kita mampu membayangkan suasana hari itu, alangkah kerdilnya kita pada ketika itu , alangkah lemah dan tidak berdayanya kita sehingga kita tidak mampu lagi mendongak kepala kita lalu tunduk dengan penuh penyesalan dan ketakutan. Bahkan saat itulah kita amalan kita akan terbang mencari tuannya. Ada yang kitab amalannya singgah ke tangan kanannya maka mereka tersenyum bahagia, namun ada yang kitab amalannya jatuh ketangan kirinya...alangkah takut dan gementarnya mereka lalu meraka berkata "alangkah baiknya jika kematian itu sebagai penamat cerita!". Tidak! kematian itulah permulaanya...permulaan untuk kita pulang kepada Allah lalu menerima segala akibat kedurhakaan dan kelalaian kita selama ini.
49. Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang Telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".
Kita tidak akan menerima akibat dari dosa-dosa orang lain bahkan kita benar-benarkan diadili dan tidak sedikitpun dizalimi.
3. Marilah kita melihat kehidupan yang sementara ini sebagai medan untuk mencari bekalan. Bekalan yang kita harapkan dapat menyelamatkan kita dari azab neraka yang tentunya kita tidak akan sanggup menanggungnya. Marilah kita mula menyusun langkah kita dengan taqwa, marilah kita menghiasi hari-hari baru kita dengan ketaatan, marilah kita hidupkan hati-hati kita dengan janji-janji dan ancaman-ancaman Allah dan marilah kita suburkan jiwa kita dengan iadah kepada Allah SWT. Marilah kita melepaskan ikatan hati kita dari graviti bumi yang penuh kerendahan lalu terbang tinggi mencari kemuliaan. Marilah kita bangun dari lena kita yang panjang dan keluar dari mimpi yang melambatkan pergerakan kaki kita. Marilah kita pendekkan angan-anagn kita terhadap dunia yang sementara ini lalu kita mengejar kenikmatan syurga yang kekal abadi....marilah kita mulakan hari ini dan saat ini.
No comments:
Post a Comment